Kamis, 05 Agustus 2010

NOWHERE TO GO - ENDAH & RESA

Nama Endah Widiastuti dan Rhesa Aditya (disingkat Endah N Rhesa) mungkin sangat asing di telinga penikmat musik ‘mainstream’ Indonesia. Sama hal-nya dengan nama Efek Rumah Kaca yang tenggelam oleh ‘wibawa’ ST12, d’Masiv atau Ungu *sigh*–kualitas dua musisi (amat sangat) berbakat ini mungkin masih tertutup nama Prisa atau Maia (well, rasanya saya keliru membandingkan, karena formatnya beda). Hanya beberapa orang yang tahu, dan saya beruntung bisa menjadi salah satu yang sadar akan keberadaan mereka.

Mereka adalah duo akustik; Endah memainkan gitar dan bernyanyi, sementara kekasihnya Rhesa menimpali dengan bass. Anu, susah sekali untuk me-review masing-masing dari pasangan ini. Karena keduanya saling mengisi, ndak bisa dipisahkan. Seandainya Endah main sendirian, tanpa Rhesa –kayaknya ada yang kurang. Begitu pula sebaliknya.

Album mereka “Nowhere to Go”, penuh dengan lagu-lagu folk-jazz berkualitas A+. Saking hebatnya, setelah mendengar semua track –kamu akan merasa ingin sekali bertemu dan menyalami mereka, sambil bilang. “I love you guys!!!”

Nowhere to Go dibuka dengan I Don’t Remember, yang entah kenapa langsung mengingatkan saya pada sound Norah Jones. Lagu aneh, namun indah. Saya baru mendengar ada orang Indonesia yang mampu bikin track kek gini ini. Liriknya pun cukup menarik, tentang seseorang yang hilang ingatan. Ini adalah single andalan yang katanya sebentar lagi akan muncul video klipnya. Dilanjut dengan instrumentalia Dreams Interlude –yang sangat dreamy. Nyaman, dan bikin ngantuk. Itulah kenapa, durasi-nya cuma 1 menit. Karena kalau diterus-teruskan, kenyamanan itu akan bikin kita terlelap. Haha.

Berikutnya adalah track favorit saya, Blue Day. Nuansa blues yang menggairahkan memenuhi setiap verse dan chorus. Kamu akan dibuai dengan vokal mengawang yang lembut namun prima, plus solo gitar yang mbikin tersenyum. Tidak itu saja, track ini mempunyai quote coda yang agak lebay namun sangat manis. “You’re the reason I live, you’re the reason I die.”

Track berikutnya adalah When You Love Someone, lagu yang menurut saya paling ‘komersil’. Di telinga masyarakat Indonesia, lagu ini terdengar begitu biasa. Wajar. Nah, meskipun dibikin senge-pop mungkin, lagu ini masih saja terdengar aneh. Sebelum lagu berakhir, ada progresi yang menarik. Kisah dalam liriknya sangat abegeh, dan saya yakin akan menginspirasi banyak cewek-cewek remaja.

Living with Pirates adalah favorit kedua saya. Lagu rock ‘n roll ceria dengan lirik yang tidak biasa. Saya adalah penggemar bajak laut (ya, saya mengoleksi trilogi Pirates of Caribbean dan manga One Piece –dua2nya tentang kapten bodoh), dan buat saya –aroma lagu ini identik sekali dengan bajak laut. Berkisah tentang arah tujuan yang tidak jelas, tentang Kapten idiot, tentang monster laut dan kabur dari penjara. Begitu lagu ‘liar’ ini berakhir, kelembutan Catch the Windblows menggantikan. Ini juga jadi favorit saya –yang entah kenapa, sangat imajinatif. Mungkin karena liriknya mengisahkan tentang ‘aku’ yang buta. Hmmm, seandainya saya bikin pilem tentang kisah inspiratif, dengan tokoh yang optimis dan ‘melihat’ bahwa dunia itu sangat indah –lagu ini akan jadi soundtrack-nya. Salah satu yang bikin saya suka adalah arpeggio piano yang datang mengiringi.

Kemudian, 2 track berikutnya mempunyai tema 2 sosok pria. Tapi bukan tentang kekasih atau pasangan selingkuh yang jadi prototip lagu-lagu di negeri kita. Pria pertama ada di Thousand Candles Light; lagu yang mempunyai dedikasi seperti Di Udara-nya ERK. Benar, ini tribute untuk alm. Munir, seseorang yang menginspirasi kita untuk terus berjuang. Saya sangat suka lirik di chorus-nya, “He’s not afraid of the dark, ’cause the dark is part of our life.” Pria kedua, -yang saya curiga– adalah tokoh fiktif bernama Uncle Jim. Dia adalah seorang musisi gelandangan renta yang memainkan biola tua sambil berdansa. Kayaknya, tokoh semacam ini beneran ada di dunia nyata. Tokoh yang dipandang kebanyakan sebagai orang gila –namun memberikan semangat buat kita; meski hanya dengan ucapan “Don’t worry, be happy.”

Baby It’s You adalah track favorit lain yang sangat saya sukai. Lagu ini secara tidak sengaja menjadi soundtrack buat saya dan comicstrip di blog ini; karena memiliki chorus keren yang dinyanyikan berulang-ulang : “Pa pa pa, pa pa parampaa!!” Muahahahaha. Di track ini, Endah N Rhesa menyisipi trompet dan trombone. Cool, huh? Thanks udah bikinin saya lagu ini, guys.

2 track di akhir perjalanan album ini bener-bener layak dijadiin pungkasan. Before You Sleep adalah lullaby yang sederhana namun dahsyat. Nada-nadanya somehow terdengar familiar di telinga. Endah n Rhesa seperti menerjemahkan ketulusan kasih sayang seorang Ibu sebelum memberikan kecupan selamat tidur pada anaknya. Sweet. Sementara Take Me Home adalah encore yang mengisahkan perasaan lelah setelah seharian tersesat dan kebingungan. Dengan suara hammond menyayat-nyayat, lagu ‘pasrah’ ini jadi bernuansa megah. Kalau dimainkan live, kayaknya cocok sekali diletakkan di ending –di mana para penonton beranjak dari tempatnya untuk pulang. Tentu sambil melambaikan tangan dan tersenyum kepada sesama. Oh, crap. Tuh kan, lagi-lagi saya membayangkan sesuatu. See? See? Album ini imajinatip banget..

CD original loooh..Saya merekomendasikan album ini untuk siapapun yang pesimis dengan kondisi musik di tanah air. Karena (ternyata) masih ada musisi lokal kita yang bermain dengan sepenuh hati kayak Endah n Rhesa ini. Mereka bukan industri; bukan musisi yang seenaknya memproduksi lagu-lagu kacangan hanya demi uang. Musik mereka di atas rata-rata. Lirik imajinatif, eksekusi total dan kesan positif yang muncul di tiap lagu membuat album Nowhere to Go harus Anda miliki. Kalau saya boleh memberikan fatwa, maka saya wajibkan untuk membelinya.

Kekurangan album ini adalah ketiadaan lirik di dalam paket sleeve CD mereka. Alih-alih mencantumkan lirik, Rhesa lebih suka menggambar figur-figur yang ada di dalam tiap lagu dengan style kekanakan yang unik. Ada Paman Jim sedang memainkan biola, burung kakak tua + Kapten yang kabor dari penjara dan tak ketinggalan figur Endah herself yang sedang mencari jalan pulang. Namun kekurangan ini tidak jadi masalah, karena mereka menaruh semua lirik album Nowhere to Go di website www.endahnrhesa.com.

Salah satu kekurangan lain adalah efek ketagihan dan rasa penasaran untuk mendengarkan lagu-lagu mereka yang lain. Haha. Sialan, saya kagum dengan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar