Kamis, 05 Agustus 2010

KAMAR GELAP - EFEK RUMAH KACA

Pertama mendengar ERK, saya pikir mereka cuma band indie yang ikut - ikutan karena lagu indie lagi booming di bumi pertiwi. Ternyata eh ternyata, mendengar track demi track pada Album keduanya yang berjudul Kamar gelap seru juga dan banyak pesan - pesan moral juga walaupun awalnya saya hanya "direkomendasikan" oleh teman - teman yang lebih dahulu sudah mengenal banyak tentang ERK.

Track pertama, absurd. Track berikutnya lebih absurd. Aransemen di Kamar Gelap tidaklah gelap. Bahkan lebih terang daripada album pertama, lebih berkembang dari album awal yang sangat minimalis. Mas Cholil lebih meng-eksplor sound gitarnya, tidak seperti di album 1 yang terlihat malu-malu. Semua lagu tracks sangat bergaransi keren, dan beberapa lagu musti saya rewind lagi karena sangat menarik; secara lirik dan musikalitas..Oke.. Review per track :

1. Tubuhmu Membiru, Tragis…

Ini lagu manis dan sedih. Dengan ketukan yang sendu dan petikan melodi gitar yang mengiringi nyanyian Mas Cholil. Dari liriknya, kita tahu lagu ini mengisahkan tentang seorang pecandu. Aneh memang, menaruh track kalem di awal. Dan seperti khas ERK, ada frase yang tidak wajar digunakan musisi lain : Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier…

2. Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa

Kontras dengan track awal, atmosfer lagu ini cukup ngepop, powerful dan nge-rock. Tema lagu ini mirip lagu-lagu ‘Blackhole’, ruang hampa. Liriknya tidak begitu puitis, namun tetap saja absurd : Terkunci mulutku menjeritkan pahit…. Di bagian outro, mereka memasang backing vokal yang rame dan entah kenapa, saya jadi ingat U2.

3. Mosi Tidak Percaya

Pertama kali mendengar lagu ini, saya langsung bangkit dari tiduran. Riff gitarnya catchy abisss!! Sumpah! Ada clapping ngepop yang bikin kita pengin mengangguk-anggukan kepala. Menariknya, riff gitar ini dibikin oleh drummer ERK, Mas Akbar. Kejeniusan yang merata. Haha. Liriknya ditujukan pada para politikus –yang mengingatkan saya pada lagu-lagu politik catchy Bang Iwan Fals. Pantas kalau kami marah, kamu dipercaya susah, adalah bagian lirik yang terbaik.. Nylekit abis!

4. Kenakalan Remaja di Era Informatika

Lagi. Lagu catchy yang nakal. Sangat asyik kalau dinyanyikan secara live, karena ada part yang lebih nge-rock saat dinyanyikan bersama-sama. Liriknya sangat sesuai dengan kenyataan di Indonesia; banyaknya peredaran video mesum anak-anak muda yang masih SMP/SMA. The best part : Ketika birahi yang juara, etika menguap entah kemana. Di beberapa part, ada backing vokal mesum yang menyanyikan : Seks eseks esek esekss.. Kocak!!

5. Lagu Kesepian

Setelah 3 lagu yang menghentak, kita diajak nge-down lagi. Track ini bikin ngantuk. Cocok sekali sebagai lullaby. Atmosfer-nya mirip lagu ‘Melankolia’ di album pertama. Sepi, sendu. Temanya sederhana, namun liriknya jawara : Kau bawa bara berserak di halaman hingga kekeringan. Saya pribadi kurang suka dengan lagu ini; karena soul lagu ini bener-bener bikin sendu. Sangat berbahaya mendengarkan track ini saat mood kita sedang hepi.

6. Hujan Jangan Marah

Kata Mas Cholil, lagu ini diciptakan tahun 1999. Liriknya ditulis oleh Mas Adrian. Tentang banjir yang melanda Jakarta. Namun, masih sangat cocok jika dinyanyikan di musim hujan sekarang ini. Somehow, saya merasa track ini ada kaitan dengan lagu ‘Desember’. Sama tentang hujan mungkin ya.. Lirik yang serupa doa : Hujan Jangan Marah sangat menyayat-nyayat.

7. Menjadi Indonesia

Berapa banyak musisi muda kita yang menulis tentang Indonesia? Yang paling melekat mungkin Slank dan Eross So7 dengan Bendera (dibawakan Coklat). Track ini adalah harapan ERK kepada anak-anak Indonesia, untuk menyegarkan kembali Indonesia yang terpuruk. Lekas, bangun dari tidur berkepanjangan menyatakan mimpimu. Cuci muka biar terlihat segar, merapikan wajahmu! Dan yang paling mangstap adalah, mereka menyanyikan Indonesia dan bukan Endonesa seperti yang biasa kita ucapkan.

8. Kamar Gelap

Ini terus terngiang-ngiang : Membekukan yang cair, mencairkan yang beku.. Oh, crap!! Liriknyaa, liriknya gawat!! Musisi-musisi Indonesia lain harus mendengarkan lagu ini. I mean, ini keren sekali. Tema lagu yang tidak wajar, –fotografi, dan kata-kata yang tak pernah terpikirkan oleh band manapun : dekonstruksi, dekomposisi, positif, negatif, berjamur.. Track favorit saya!!! Aransemen-nya sedikit progresif. Sendu di awal, namun menghentak di akhir lagu.

9. Jangan Bakar Buku

Pesannya sangat jelas. Penolakan terhadap pembakaran buku. Di tahun 2006, terjadi pembakaran buku sekolah yang tidak mencantumkan PKI sebagai dalang G30S. Ade Firza Paloh (Sore) membantu untuk vokal (suara berat) dan Iman Fattah (Zeke And The Popo) mengisi part gitar. Liriknya masih jadi senjata utama : Bait demi bait pemicu anestesi Hangus sudah, hangus sudah

10. Banyak Asap di Sana

Tentang urbanisasi dan ekonomi. Cukup aktual, melihat banyaknya orang dari desa yang ke kota –namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali asap. Musiknya sendiri mungkin cukup ceria dan bersemangat –namun liriknya tetep saja mengiris : Yang muda lari ke kota, berharap tanahnya mulia. Kosong di depan mata, banyak asap di sana

11. Laki-laki Pemalu

Ini juga favorit saya. Tidak hanya liriknya yang puitis, tapi musiknya, ambooi manis banget. Meskipun ERK mengclaim mereka band pop, lagu ini berirama waltz dan agak-agak jazzy. Mungkin satu-satunya track di Kamar Gelap yang bertemakan cinta, namun tanpa kata ‘cinta’ itu sendiri. Hahag. Tentang seorang laki-laki yang tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada gadis pujaannya. Manis memang, namun sama sekali tidak cengeng. Simaklah; Senja akan segera berlalu, seorang lelaki melintas menyimpan malu.
Menyusul langkah sang gadis yang mungil. Tapak kakinya yang lelah menyisakan perih

12. Balerina

Astagaa. Saya iri dan kagum, band ini dapat ide dari mana aja sih?! Sampai track terakhir pun, lirik-lirik mereka masih mengejutkan. Balerina, lagu ini mungkin tentang keseimbangan hidup. Satu tema dengan yin-yang atau black-white, namun dengan versi yang lebih anggun. Haha. Liriknya serupa pantun yang puitis : Menghimpun energi, mengambil posisi. Menjejakkan kaki, meniti temali.
Merendah meninggi, rasakan api, konsentrasi
Outro yang menyisakan senyum di bibir saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar